INILAH GURINDAM DUABELAS NAMANYA
Segala puji bagi Tuhan seru sekalian alam serta shalawatnya Nabi yang
akhirul jaman serta keluarganya dan sahabatnya sekalian adanya.
Amma ba’du daripada itu maka tatkala sampailah Hijratun Nabi 1263 Sanah
kepada dua puluh tiga hari bulan Rajab hari Selasa mana (…..) telah
ta’ali kepada kita yaitu Raja Ali Haji mengarang satu gurindam cara Melayu
yaitu yang boleh juga jadi diambil faedah sedikit-sedikit daripada
perkataannya itu pada orang yang ada menaruh akal maka adalah banyaknya
gurindam itu hanya duabelas pasal di dalamnya.
Syahdan
Adalah beda antara gurindam dengan syair itu aku nyatakan pula bermula
arti syair Melayu itu perkataan yang bersajak yang serupa dua berpasang
pada akhirnya dan tiada berkehendak pada sempurna perkataan pada satu-satu
pasangnya bersalahan dengan gurindam.
Adapun arti gurindam itu yaitu perkataan yang bersajak juga pada akhir
pasangannya tetapi sempurna perkataannya dengan satu pasangannya sahaja
jadilah seperti sajak yang pertama itu syarat dan sajak yang kedua itu
jadi seperti jawab.
Bermula inilah rupanya syair.
Dengarkan tuan suatu rencana
Mengarang di dalam gundah gulana
Barangkali gurindam kurang kena
Tuan betulkan dengan sempurna
Inilah arti gurindam yang di bawah syatar ini
Persamaan yang indah-indah
Yaitu ilmu yang memberi faedah
Aku hendak bertutur
Akan gurindam yang beratur
INI GURINDAAM PASAL YANG PERTAMA
Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
INI GURINDAM PASAL YANG KEDUA
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
INI GURINDAM PASAL YANG KETIGA
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
INI GURINDAM PASAL YANG KEEMPAT
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
INI GURINDAM PASAL YANG KELIMA
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
INI GURINDAM PASAL YANG KEENAM
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
INI GURINDAM PASAL YANG KETUJUH
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
Apabila banyak mencat (mencacat?) orang
Itulah tanda dirinya kurang
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar
INI GURINDAM PASAL YANG KEDELAPAN
Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Ke’aiban orang jangan dibuka
Ke’aiban diri hendaklah sangka
INI GURINDAM PASAL YANG KESEMBILAN
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
Adapun orang tua(h) yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru
INI GURINDAM PASAL YANG KESEPULUH
Dengan bapa jangan derhaka
Supaya Allah tidak murka
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
INI GURINDAM PASAL YANG KESEBELAS
Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
Hendak jadi kepala
Buang perangai yang cela
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat
Hendak marah
Dahulukan hujjah
Hendak dimalui
Jangan memalui
Hendak ramai
Murahkan perangai
INI GURINDAM PASAL YANG KEDUABELAS
Raja mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagarkan duri
Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja
Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu
Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti
Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta
Tamatlah gurindam yang duabelas pasal yaitu karangan kita
Raja Ali Haji pada tahun Hijrah Nabi kita seribu
dua ratus enam puluh tiga kepada tiga likur
hari bulan Rajab Selasa jam pukul lima
Negeri Riau Pulau Penyengat
Friday, September 29, 2006
Thursday, September 28, 2006
Salah Takar
Waktu saya SD sampai SMP, saya selalu diajari bahwa :
1 pound = 0,5 kg,
1 ounce (ons) = 100 gram
Bahkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 kilogram.
Setelah saya SMA dan menempuh jenjang perguruan tinggi, saya baru menyadari bahwa ini adalah kesalahan yang dilestarikan secara turun-menurun di Indonesia.
Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan adik-adik kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. “Racun” inisudah tertanam didalam otak adik-adik kita sejak usia dini.
Parahnya lagi, dari buku pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin bagi para guru untuk melakukan koreksi selama DepDikNas belum merubah atau memberikan petunjuk resmi. Hal ini menjadikan kesalahan diajarkan secara resmi!!
Akan tetapi, pihak Direktorat Metrologi pun telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram. Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia. Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan *Ons bukanlah bagian dari sistem metrik* ini dan untuk menghilangkan
kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan “ons” dan “pound”.
Timbul pertanyaan, Kalau Depdiknas mau mempertahankan satuan ons yang keliru ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan “ons” dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas).
Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia yang konversinya adalah 1 ons (Depdiknas) = 100 gram dan 1 pound (Depdiknas) = 500 gram? Bagaimana “Ons dan Pound (Depdiknas)” ini dimasukkan dalam sistem metrik yang sudah baku diseluruh dunia ? Siapa yang mau pakee??
Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.
Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.
Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak Indonesia. Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan.
Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang-Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia. Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.
Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya. Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat berat. Janganlah malah diperberat dengan *pelajaran sampah* yang justru bakal menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan hanya yang rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi korban akibat pendidikan yang salah.
Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri yang berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.
Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang benar sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh dengan tantangan berat.
Daftar acuan yang benar :
1 ounce/ons/onza = 28,35 gram (bukan 100 g.)
1 pound = 453 gram (bukan 500 g.)
1 pound = 16 ounce (bukan 5 ons)
1 pound = 0,5 kg,
1 ounce (ons) = 100 gram
Bahkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 kilogram.
Setelah saya SMA dan menempuh jenjang perguruan tinggi, saya baru menyadari bahwa ini adalah kesalahan yang dilestarikan secara turun-menurun di Indonesia.
Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan adik-adik kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. “Racun” inisudah tertanam didalam otak adik-adik kita sejak usia dini.
Parahnya lagi, dari buku pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin bagi para guru untuk melakukan koreksi selama DepDikNas belum merubah atau memberikan petunjuk resmi. Hal ini menjadikan kesalahan diajarkan secara resmi!!
Akan tetapi, pihak Direktorat Metrologi pun telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram. Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia. Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan *Ons bukanlah bagian dari sistem metrik* ini dan untuk menghilangkan
kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan “ons” dan “pound”.
Timbul pertanyaan, Kalau Depdiknas mau mempertahankan satuan ons yang keliru ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan “ons” dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas).
Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia yang konversinya adalah 1 ons (Depdiknas) = 100 gram dan 1 pound (Depdiknas) = 500 gram? Bagaimana “Ons dan Pound (Depdiknas)” ini dimasukkan dalam sistem metrik yang sudah baku diseluruh dunia ? Siapa yang mau pakee??
Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.
Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.
Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak Indonesia. Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan.
Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang-Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia. Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.
Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya. Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat berat. Janganlah malah diperberat dengan *pelajaran sampah* yang justru bakal menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan hanya yang rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi korban akibat pendidikan yang salah.
Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri yang berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.
Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang benar sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh dengan tantangan berat.
Daftar acuan yang benar :
1 ounce/ons/onza = 28,35 gram (bukan 100 g.)
1 pound = 453 gram (bukan 500 g.)
1 pound = 16 ounce (bukan 5 ons)
Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya
Ada suatu kalimat bijak yang berbunyi “ikatlah ilmu dengan menuliskannya” (yang juga merupakan semboyan dari situs ilmukomputer). Suatu kata sederhana namun bermakna mendalam.
Untuk mendapatkan suatu ilmu, mendekap atau mengikat ilmu kita disarankan untuk menulis. Sejalan dengan wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Muhammad SAW, di mana Allah meminta kita untuk membaca dengan mengagungkan-Nya. Selain itu Allah juga mengajar manusia dengan perantaraan kalam (baca dan tulis). Oleh karena itu Imam Ali bin Abi Thalib menegaskannya agar kita mengikat ilmu dengan menuliskannya. Maka menulis adalah kegiatan hidup yang amat bernilai tinggi dan mulia.
Sebab dengan menulis hidup kita akan berarti, dengan menulis hidup kita tiada pernah berhenti penuh arti. Maka menuliskan kebermaknaan hidup ini adalah utama sebelum kita pergi ke alam sana. Sebab hidup harus memiliki arti atau nilai. "Sekali berarti sudah itu mati" seperti kata Chairil Anwar.
Dan ada satu lagi moto sybase yang sangat saya suka, "knowledge is power, today's knowledge is tomorrow's power"
Sebuah semboyan yang menyadarkan kita betapa pentingnya ilmu pengetahuan..
Dengan latar belakang ini saya mencoba membuat blog ini dengan maksud menampung ide, gagasan, fikiran, informasi dan lain sebagainya yang bersumber dari kapasitas personal maupun sumber dunia ilmu dan informasi lainnya.
akhir kata, semoga apa yang saya tulis pada blog ini ada manfaatnya bagi kita semua.
Untuk mendapatkan suatu ilmu, mendekap atau mengikat ilmu kita disarankan untuk menulis. Sejalan dengan wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Muhammad SAW, di mana Allah meminta kita untuk membaca dengan mengagungkan-Nya. Selain itu Allah juga mengajar manusia dengan perantaraan kalam (baca dan tulis). Oleh karena itu Imam Ali bin Abi Thalib menegaskannya agar kita mengikat ilmu dengan menuliskannya. Maka menulis adalah kegiatan hidup yang amat bernilai tinggi dan mulia.
Sebab dengan menulis hidup kita akan berarti, dengan menulis hidup kita tiada pernah berhenti penuh arti. Maka menuliskan kebermaknaan hidup ini adalah utama sebelum kita pergi ke alam sana. Sebab hidup harus memiliki arti atau nilai. "Sekali berarti sudah itu mati" seperti kata Chairil Anwar.
Dan ada satu lagi moto sybase yang sangat saya suka, "knowledge is power, today's knowledge is tomorrow's power"
Sebuah semboyan yang menyadarkan kita betapa pentingnya ilmu pengetahuan..
Dengan latar belakang ini saya mencoba membuat blog ini dengan maksud menampung ide, gagasan, fikiran, informasi dan lain sebagainya yang bersumber dari kapasitas personal maupun sumber dunia ilmu dan informasi lainnya.
akhir kata, semoga apa yang saya tulis pada blog ini ada manfaatnya bagi kita semua.
Wednesday, September 27, 2006
Tendangan Pisang
Tendangan pisang,
tendangan yang sering dilakukan David Beckham ketika mengambil tendangan bebas, tendangan yang bisa bikin bola belok hingga mengecoh kiper.
Kenapa bola tersebut bisa berbelok??? Kalau kita cermati, pada tendangan pisang, sudah dipastikan bahwasannya bola tersebut bergerak sambil berputar. Inilah yang memnyebabkan bola tersebut berbelok.
Pada tahun 1852 seorang fisikawan, Gustav Magnus, pernah menelitinya secara komprehensif dengan ratusan kali ujicoba dan ratusan jenis posisi.
Menurut hukum Fisika, perilaku seperti itu akan menimbulkan aliran udara di sekitarnya. Menurut Fisikawan lainnya, Bernoulli, semakin cepat udara mengalir, semakin kecil tekanannya. Sehingga menimbulkan selisih tekanan dengan aliran angin yang tidak jauh dari sana. Perbedaan ukuran ini, yang dikenal dengan sebutan efek Magnus, gilirannya menimbulkan gaya yang menekan bola untuk membelok.
Efek Magnus pada tendangan bebas David Beckham dan Roberto Carlos sering mengecoh kiper. Pasalnya, bola yang dilepaskan kedua pemain itu kerap berbelok secara horisontal di udara dan menyimpang dari lintasan yang seharusnya.
Untuk menggabungkan efek Magnus dengan lengkungan vertikal dibutuhkan kecakapan intuitif di samping perhitungan cepat. Tetapi ini saja tidak cukup tanpa latihan kontinyu.
Keahlian memadukan efek pelintir dan angkatan bola dengan tinggi yang pas tersebut dimiliki Beckham dan Carlos. Kabarnya kemampuan mereka dalam pelajaran Matematika di bangku sekolah di atas rata-rata.
Efek magnus dikatakan maksimum bila sumbu putar bola tegak lurus dengan arah aliran udara. Efek ini mengecil ketika arah sumbu putar ini semakin mendekati arah aliran udara. Malah menjadi nol ketika arah sumbu putar ini sejajar dengan arah aliran udara.
Nah, pada tendangan bebas, bola yang bergerak dengan kecepatan 110 km/jam dan berotasi dengan 10 putaran per detik, bisa menyimpang lebih dari 4 meter. Ini cukup membuat penjaga gawang kebingungan.
Lengkungan tajam yang tiba-tiba inilah yang membuat penjaga gawang, juga pemain dan penonton, terperanjat. Mungkin karena terjebak pola pikir kultural, mereka tidak menyangka demikian.
Fisikawan Peter Bearman mengatakan, efek magnus akan mengecil bila kecepatan gerak bola terlalu besar atau rotasinya lebih lambat. Untuk memperbesarnya, harus membuat bola berputar lebih cepat.
Pada salah satu pertandingan, David Beckham menendang bola dengan sisi sepatunya, bergerak sambil berotasi sangat cepat. Kemudian bola melambung. Akhirnya membelok akibat adanya efek magnus.
Seperti diketahui gesekan bola dengan udara akan memperlambat kecepatannya. Sedangkan ini bisa menyebabkan efek magnus semakin besar. Akibatnya bola melengkung lebih tajam, sehingga nyelonong masuk gawang lawan. Mungkin karena mekanisme fisiknya belum menjadi pengetahuan umum, sehingga banyak orang di stadion ketika itu yang terperanjat.
Menurut para fisikawan yang doyan sepakbola, masih banyak yang bisa direncanakan terhadap bola yang bergerak sambil berputar. Misalkan, bagaimana menyundul, mengoperkan, membalikkan, sampai menangkisnya. Sebagian pelatih mengerti soal ini, termasuk bagaimana posisi tim ideal saat menghadapi bola seperti itu.
Malah berdasarkan perhitungan di atas kertas bisa diciptakan gol bunuh diri yang dilakukan lawan hanya dengan memanfaatkan bola yang bergerak sambil berputar.
Apa yang dilakukan Beckham dan Carlos hanyalah satu dari sekian option mekanika..
tendangan yang sering dilakukan David Beckham ketika mengambil tendangan bebas, tendangan yang bisa bikin bola belok hingga mengecoh kiper.
Kenapa bola tersebut bisa berbelok??? Kalau kita cermati, pada tendangan pisang, sudah dipastikan bahwasannya bola tersebut bergerak sambil berputar. Inilah yang memnyebabkan bola tersebut berbelok.
Pada tahun 1852 seorang fisikawan, Gustav Magnus, pernah menelitinya secara komprehensif dengan ratusan kali ujicoba dan ratusan jenis posisi.
Menurut hukum Fisika, perilaku seperti itu akan menimbulkan aliran udara di sekitarnya. Menurut Fisikawan lainnya, Bernoulli, semakin cepat udara mengalir, semakin kecil tekanannya. Sehingga menimbulkan selisih tekanan dengan aliran angin yang tidak jauh dari sana. Perbedaan ukuran ini, yang dikenal dengan sebutan efek Magnus, gilirannya menimbulkan gaya yang menekan bola untuk membelok.
Efek Magnus pada tendangan bebas David Beckham dan Roberto Carlos sering mengecoh kiper. Pasalnya, bola yang dilepaskan kedua pemain itu kerap berbelok secara horisontal di udara dan menyimpang dari lintasan yang seharusnya.
Untuk menggabungkan efek Magnus dengan lengkungan vertikal dibutuhkan kecakapan intuitif di samping perhitungan cepat. Tetapi ini saja tidak cukup tanpa latihan kontinyu.
Keahlian memadukan efek pelintir dan angkatan bola dengan tinggi yang pas tersebut dimiliki Beckham dan Carlos. Kabarnya kemampuan mereka dalam pelajaran Matematika di bangku sekolah di atas rata-rata.
Efek magnus dikatakan maksimum bila sumbu putar bola tegak lurus dengan arah aliran udara. Efek ini mengecil ketika arah sumbu putar ini semakin mendekati arah aliran udara. Malah menjadi nol ketika arah sumbu putar ini sejajar dengan arah aliran udara.
Nah, pada tendangan bebas, bola yang bergerak dengan kecepatan 110 km/jam dan berotasi dengan 10 putaran per detik, bisa menyimpang lebih dari 4 meter. Ini cukup membuat penjaga gawang kebingungan.
Lengkungan tajam yang tiba-tiba inilah yang membuat penjaga gawang, juga pemain dan penonton, terperanjat. Mungkin karena terjebak pola pikir kultural, mereka tidak menyangka demikian.
Fisikawan Peter Bearman mengatakan, efek magnus akan mengecil bila kecepatan gerak bola terlalu besar atau rotasinya lebih lambat. Untuk memperbesarnya, harus membuat bola berputar lebih cepat.
Pada salah satu pertandingan, David Beckham menendang bola dengan sisi sepatunya, bergerak sambil berotasi sangat cepat. Kemudian bola melambung. Akhirnya membelok akibat adanya efek magnus.
Seperti diketahui gesekan bola dengan udara akan memperlambat kecepatannya. Sedangkan ini bisa menyebabkan efek magnus semakin besar. Akibatnya bola melengkung lebih tajam, sehingga nyelonong masuk gawang lawan. Mungkin karena mekanisme fisiknya belum menjadi pengetahuan umum, sehingga banyak orang di stadion ketika itu yang terperanjat.
Menurut para fisikawan yang doyan sepakbola, masih banyak yang bisa direncanakan terhadap bola yang bergerak sambil berputar. Misalkan, bagaimana menyundul, mengoperkan, membalikkan, sampai menangkisnya. Sebagian pelatih mengerti soal ini, termasuk bagaimana posisi tim ideal saat menghadapi bola seperti itu.
Malah berdasarkan perhitungan di atas kertas bisa diciptakan gol bunuh diri yang dilakukan lawan hanya dengan memanfaatkan bola yang bergerak sambil berputar.
Apa yang dilakukan Beckham dan Carlos hanyalah satu dari sekian option mekanika..
Sekilas tentang Ramadhan
Ramadhan, Ramadan atau Romadhon (bahasa Arab:رمضان) adalah bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah . Sepanjang bulan ini pemeluk agama Islam melakukan serangkaian aktivitas keagamaan (ibadah) termasuk di dalamnya berpuasa, shalat tarawih, peringatan turunnya Al Qur'an, mencari malam Laylatul Qadar, memperbanyak membaca Al Qur'an dan kemudian mengakhirinya dengan membayar zakat fitrah dan rangkaian perayaan Idul Fitri.
Ramadhan berasal dari akar kata ر م ﺿ , yang berarti panas yang menyengat atau kekeringan, khususnya pada tanah. Dari akar kata tersebut kata ramadhan digunakan untuk mengindikasikan adanya sensasi panas saat seseorang kehausan. Pendapat lain mengatakan bahwa kata ramadhan digunakan karena pada bulan itu dosa-dosa dihapuskan oleh perbuatan baik sebagaimana matahari membakar tanah. Lebih lanjut lagi hal itu dikiaskan dengan dimanfaatkannya momen ramadhan oleh para penganut Islam yang serius untuk mencairkan, menata ulang dan memperbaharui kekuatan fisik, spiritual dan tingkah lakunya, sebagaimana panas merepresentasikan sesuatu yang dapat mencairkan materi.
Mungkin kita sering bertanya-tanya, mengapa sering terjadi perbedaan penetapan awal ramadhan dan atau Idul Fitri. Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan metode penentuan terjadinya hilal. Kalender Hijriyah didasarkan pada revolusi bulan mengelilingi bumi dan awal setiap bulan ditetapkan saat terjadinya hilal (bulan sabit). Metode penentuan saat terjadinya hilal yang digunakan saat ini adalah metode penglihatan dengan mata telanjang (dikenal dengan istilah rukyah) serta menggunakan metode perhitungan astronomi (dikenal dengan istilah hisab). Majelis Ulama Indonesia menggunakan kombinasi hisab dan rukyah untuk penentuan hilal. Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode rukyah sementara Muhammadiyah dan Persatuan Islam menggunakan hisab sebagai sandaran penentuan hilal.
Perbedaan metode inilah yang menyebabkan adanya kemungkinan perbedaan hasil penetapan kapan awal dan berakhirnya Ramadhan
"bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu..."
Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 185
Ramadhan berasal dari akar kata ر م ﺿ , yang berarti panas yang menyengat atau kekeringan, khususnya pada tanah. Dari akar kata tersebut kata ramadhan digunakan untuk mengindikasikan adanya sensasi panas saat seseorang kehausan. Pendapat lain mengatakan bahwa kata ramadhan digunakan karena pada bulan itu dosa-dosa dihapuskan oleh perbuatan baik sebagaimana matahari membakar tanah. Lebih lanjut lagi hal itu dikiaskan dengan dimanfaatkannya momen ramadhan oleh para penganut Islam yang serius untuk mencairkan, menata ulang dan memperbaharui kekuatan fisik, spiritual dan tingkah lakunya, sebagaimana panas merepresentasikan sesuatu yang dapat mencairkan materi.
Mungkin kita sering bertanya-tanya, mengapa sering terjadi perbedaan penetapan awal ramadhan dan atau Idul Fitri. Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan metode penentuan terjadinya hilal. Kalender Hijriyah didasarkan pada revolusi bulan mengelilingi bumi dan awal setiap bulan ditetapkan saat terjadinya hilal (bulan sabit). Metode penentuan saat terjadinya hilal yang digunakan saat ini adalah metode penglihatan dengan mata telanjang (dikenal dengan istilah rukyah) serta menggunakan metode perhitungan astronomi (dikenal dengan istilah hisab). Majelis Ulama Indonesia menggunakan kombinasi hisab dan rukyah untuk penentuan hilal. Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode rukyah sementara Muhammadiyah dan Persatuan Islam menggunakan hisab sebagai sandaran penentuan hilal.
Perbedaan metode inilah yang menyebabkan adanya kemungkinan perbedaan hasil penetapan kapan awal dan berakhirnya Ramadhan
"bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu..."
Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 185
Monday, September 11, 2006
Feature tersembunyi NotePad : membuat LOG file
Ada sebuah fitur di notepad yang gw baru tau, notepad yang boleh dibilang sebagai microsoft "featureless" text editor, ternyata dapat digunakan untuk membuat LOG file.
Caranya begini: buka Notepad, lalu pada baris pertama ketikkan .LOG
kemudian save. Sekarang setiap kali file tersebut dibuka, akan muncul waktu dan tanggal secara otomatis :D.
sangat memudahkan kita untuk membut sebuah LOG file yang sederhana..
Microsoft Knowledge Base menyebutkan fitur ini hanya dapat digunakan pada windows 98 & ME saja.. tetapi setelah gw coba.. juga bekerja dengan baik pada windows XP
http://support.microsoft.com/?kbid=260563
Caranya begini: buka Notepad, lalu pada baris pertama ketikkan .LOG
kemudian save. Sekarang setiap kali file tersebut dibuka, akan muncul waktu dan tanggal secara otomatis :D.
sangat memudahkan kita untuk membut sebuah LOG file yang sederhana..
Microsoft Knowledge Base menyebutkan fitur ini hanya dapat digunakan pada windows 98 & ME saja.. tetapi setelah gw coba.. juga bekerja dengan baik pada windows XP
http://support.microsoft.com/?kbid=260563
Thursday, September 07, 2006
Alon-Alon asal Kelakon
Yup..pelan asal selamat!
Mungkin sudah sering sekali kita mendengar kata2 ini, dan mungkin juga sudah sering sekali pula kita menghiraukan kata2 ini. Dan gw baru aja mengalami hal buruk gara2 nyuekin ini pesen.
2 malam yang lalu, gw lg otw pulang dari cibubur, waktu menunjukkan pukul 21:44. Entah kenapa gw berpikiran untuk memecahkan rekor gw sebelumnya (cibubur-tomang : 24 menit). dan kebetulan TOL lagi gak rame2 amat..mobil digeber ampe 180 km/h (memang, peugeot kenceng dan nyaman :p). dalam waktu kurang dari 10 menit gw ud masuk tol dalam kota.. pas dipancoran, didepan banyak truk, gw balap semua dari kiri, trus gw babat lagi ke jalur paling kanan, gw geber lagi sampe kecepatan 140..
Tiba2..DHUAAAARR..!! Ban kiri belakang pecaaah.. gw langsung engine break, masukin gigi kecil, mobil oleng dan muter ke kanan ngantem pager tol.. mobil gw nempel ke pager tol kira2 sampe 50 meteran, gw masukin gigi 1..dan akhirnya berenti. itu semua terjadi dalam hitungan detik doang. Tangan kanan ud sakit bgt nahan bantingan setirr.. Untung Tol lagi sepii..
fiuuuhh.. that was my 1st accident.. Untung gw masih selamet..
yaah..apa boleh buat, mana mobil gak asuransi.. terpaksa tabungan dikorbanin.. hiks :(
buat anda2 semua.. make sure your vehicle is in good conditions, periksa semua..tekanan ban juga diperiksa.. berdoa sebelum berangkat dan ingat! alon-alon asal kelakon, pelan2 asal selamat..! kita gak pernah tau..musibah bisa dateng kapan ajaaa...!
Dan satu lagi, gak ada salahnya asuransiin kendaraan..coz kalo kejadian kayak gini..biayanya gak dikit..
Mungkin sudah sering sekali kita mendengar kata2 ini, dan mungkin juga sudah sering sekali pula kita menghiraukan kata2 ini. Dan gw baru aja mengalami hal buruk gara2 nyuekin ini pesen.
2 malam yang lalu, gw lg otw pulang dari cibubur, waktu menunjukkan pukul 21:44. Entah kenapa gw berpikiran untuk memecahkan rekor gw sebelumnya (cibubur-tomang : 24 menit). dan kebetulan TOL lagi gak rame2 amat..mobil digeber ampe 180 km/h (memang, peugeot kenceng dan nyaman :p). dalam waktu kurang dari 10 menit gw ud masuk tol dalam kota.. pas dipancoran, didepan banyak truk, gw balap semua dari kiri, trus gw babat lagi ke jalur paling kanan, gw geber lagi sampe kecepatan 140..
Tiba2..DHUAAAARR..!! Ban kiri belakang pecaaah.. gw langsung engine break, masukin gigi kecil, mobil oleng dan muter ke kanan ngantem pager tol.. mobil gw nempel ke pager tol kira2 sampe 50 meteran, gw masukin gigi 1..dan akhirnya berenti. itu semua terjadi dalam hitungan detik doang. Tangan kanan ud sakit bgt nahan bantingan setirr.. Untung Tol lagi sepii..
fiuuuhh.. that was my 1st accident.. Untung gw masih selamet..
yaah..apa boleh buat, mana mobil gak asuransi.. terpaksa tabungan dikorbanin.. hiks :(
buat anda2 semua.. make sure your vehicle is in good conditions, periksa semua..tekanan ban juga diperiksa.. berdoa sebelum berangkat dan ingat! alon-alon asal kelakon, pelan2 asal selamat..! kita gak pernah tau..musibah bisa dateng kapan ajaaa...!
Dan satu lagi, gak ada salahnya asuransiin kendaraan..coz kalo kejadian kayak gini..biayanya gak dikit..
Tuesday, September 05, 2006
Lorem ipsum dolor sit amet, .........
"Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum."
Kalimat ini sering terlihat pada aplikasi perangkat lunak yang membuat kalimat tersebut menjadi kalimat yang ‘default’ untuk text generator. Gw sendiri pertama kali melihat kalimat ini ketika menggunakan Dreamweaver, ketika membuka template yang sudah ada, kalimat ini yang dituliskan di dalam template nya. bikin penasaran juga siih...
Selidik punya selidik, Ternyata tulisan ini muncul sejak 45 B.C, dibuat oleh Cicero yang waktu itu menulis buku De finibus bonorum et malorum (On the Ends of Goods and Evils).
Paragraf aslinya begini nih : Neque porro quisquam est qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit (Artinya: “Neither is there anyone who loves pain itself since it is pain and thus wants to obtain it”). Penggunaan kata ini di percetakan, sebenarnya sudah dipakai sejak tahun 1500 an sebagai sample dalam pembuatan layout.
versi original :
Sed ut perspiciatis, unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam eaque ipsa, quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt, explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem, quia voluptas sit, aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos, qui ratione voluptatem sequi nesciunt, neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum, quia dolor sit, amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt, ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur? Quis autem vel eum iure reprehenderit, qui in ea voluptate velit esse, quam nihil molestiae consequatur, vel illum, qui dolorem eum fugiat, quo voluptas nulla pariatur? [33] At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus, qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti, quos dolores et quas molestias excepturi sint, obcaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa, qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga. Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio, cumque nihil impedit, quo minus id, quod maxime placeat, facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus. Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet, ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.
Kalimat ini sering terlihat pada aplikasi perangkat lunak yang membuat kalimat tersebut menjadi kalimat yang ‘default’ untuk text generator. Gw sendiri pertama kali melihat kalimat ini ketika menggunakan Dreamweaver, ketika membuka template yang sudah ada, kalimat ini yang dituliskan di dalam template nya. bikin penasaran juga siih...
Selidik punya selidik, Ternyata tulisan ini muncul sejak 45 B.C, dibuat oleh Cicero yang waktu itu menulis buku De finibus bonorum et malorum (On the Ends of Goods and Evils).
Paragraf aslinya begini nih : Neque porro quisquam est qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit (Artinya: “Neither is there anyone who loves pain itself since it is pain and thus wants to obtain it”). Penggunaan kata ini di percetakan, sebenarnya sudah dipakai sejak tahun 1500 an sebagai sample dalam pembuatan layout.
versi original :
Sed ut perspiciatis, unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam eaque ipsa, quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt, explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem, quia voluptas sit, aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos, qui ratione voluptatem sequi nesciunt, neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum, quia dolor sit, amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt, ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur? Quis autem vel eum iure reprehenderit, qui in ea voluptate velit esse, quam nihil molestiae consequatur, vel illum, qui dolorem eum fugiat, quo voluptas nulla pariatur? [33] At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus, qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti, quos dolores et quas molestias excepturi sint, obcaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa, qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga. Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio, cumque nihil impedit, quo minus id, quod maxime placeat, facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus. Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet, ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.
Subscribe to:
Posts (Atom)